Rabu, 09 November 2011

~ Prosa campuran II ~

"malam..kenapa aku jadi kelihatan gerah...?
apa kau tau jawabannya..?
sepertinya udara yang berhembus terasa panas
padahal aku tadi, tidak memakan yang panas-panas
hanya mencium asa-asap panggangan sate dimana-mana

~ layang-layang ~


layang-layang itu
ditemukan dijalanan
terkapar dan terinjak-injak
dipungut musafir

diterbangkan diangkasa
menari-nari kesana-kemari
meliuk-liuk ikuti alunan bayu
memandang indah semesta

~ prosa campur ~

"tik..." iya awan..
ada apa kau memanggil ku..? kataku kepada awan..

tak kau dengarkah, burung-burung bersenandung untukmu
tak kau lihatkah..., seakan penghuni bumi memanggil namamu..

"aku tak tau awan, bahkan aku tak mendengarnya"..

~ Pusi campuran ~

aku hanya bertanya pada sang mentari
tersampakankah salam rinduku padanya
terdengarkah nyanyian rindu sepi yang melirih

lihatkah dia riak-riak hati menggelombang rasa
taukah dia ku rindukan senandung syahdunya
sebagai nyawa pada aksaraku menembang

aku hanya bertanya tapi tak ada jawab
denting dawaiku meresah
sang mentari hanya terdiam dengan serigai garangnya

dimanakah kau sayang
hanya ku dengar bisik bayu
bahwa kau merebah

mengapa..? tanya ku kembali
masih saja sang mentari terdiam
pun sang bayu berlalu dalam bisu
~ ~ ~
sang fajar teteskan embun sentuh beku jiwa
larapun meretas, terbakar dibias-bias mentari
yang hadiran cerah

senyum damai mengulas atas kuasaNya
puja dan puji telantun untukNya yang Maha Cinta,
puji syukur atas segala hikmah

kini arak-arakan awan dendangkan tarian angin
senandungkan kidung pagi
hembuskan sepoi bayu belai jiwa-jiwa membisu

cerahkan semesta
cerahkan jiwa
langkahpun menderap tegap

jejak bumi dekap asa pada sepenggal mimpi yang tersisa.

~ ~
pagi ini aku melihat mentari murung
cahayanya membias layu
seperti ada duka dihatinya
tak ada senyum cerahnya
sapaan bayu
hawa gerah yang terasa

sudahlah mentari
mengapa kau selalu merudung
berkerudung mendung berkepanjangan
tak kau lihatkah jiwa-jiwa yang merindukan
cahya damaimu pada pagi sejuk
burung-burung jua berkicau gelisah

pun aku,gelisah mresah gelayut dada
hadir dipagiku,karna mimpi buruk semalam
semoga bukan pertanda untukku,untukmu
~ ~
telah pertanyakan resah pada waktu
pun telah pertanyakan gelisah pada buana
semua masih menghening tertunduk bisu

yang terdengar hanya ceracau-ceracau angin meriuh
terpahami dalam makna yang buat gerah
senandung-senandung pagi bagai tabuhan harfa pecah

aaah..sudahlah
tak perlu mengusik yang buat perut tergelitik
karna tetap senyum keikhlasan yang terhampar

kedamaian tetap ada dijejak-jejak
tetap menaungi nadi-nadi
karna padaNya langkahkan kaki

dirapuh sayap yang masih tegak berdiri
~  ~
bakti ini kan mengabdi
hingga menjadi makna bagimu
maka jiwaku ada dalam jiwamu

aliran darahku
kan mengalirkan senyum dan airmata
itu jua kan menjadi senyum pun airmatamu

dan tersenyumlah selalu
karna itu nyawa ragaku
yang terpisah jauh darimu

tetaplah menjadi lentera bercahya cinta
disiang dan malamku

~ Pada mentari ~

pada mentari yang bersinar
tetaplah menjadi mentariku
walau kadang cuacamu tak menentu
suka buat ku terserang flue,
batuk,meriang dan menjadi demam

~ Bersenandunglah ~

rindu yang ku rebahkan
menggelinjang
hentakkan detak jantung

sesakkan dada rapuh
atas diamnya rasa
pada rindu yang dibungkam

~ Nyanyian sendu ~

lumpuh raga diam pada kesunyian
menyendiri pada keheningan
lelah pada dera mencabik jiwa
bungkam suara,aksara jua ceracau...

~ menunggu ~

altar-altarmu menghening
kian pekatkan malam diufuk sunyi
sepoi angin malampun menghembus gelisah

Selasa, 08 November 2011

~ Sayang ~

sayang..
malam kembali telah memakai jubahnya
disemat bintang-bintang sebagai penghias,
penuhi jubah sang malam
terlihat indah dan megah
kerlipnya memancarkan kemilau

~Rindu yang berkibar~

pagi telah merentangkan gelangangnya
terbuka seluruh altar dunia
tertebar seluruh kasihNya menghampar

Aku takut sayang

malam bertabur rindu...
dimanakah dikau sayang...
hanya nyamuk-nyamuk menemaniku

lihatlah dia memakai jubah kebesarannya
mendekatiku ingin menyentuh kulitku
aku takut sayang,..

~malam giring badai~

malam menggiring badai
angin berhembus kencang
arakan awan hitan membentang jubah
guyuran airmata lagit deras mencurah

hantaman petir
guntur
sambar menyambar
bergemuruh tiada henti

~lelah~

hai malam..
lelah ku menyapamu yang hanya hadirkan hening
lelah ku merintih pada dinding-dinding malammu

~Damaikan aku pada malamMu~

malam, walau wajah rembulan kelihatan pucat
setelah diguyur airmata langit tanpa henti
tapi masih membiaskan cahyanya
walau jua masih meredup

pun itu telah buat aku tersenyum
kau hadirkan rembulan itu
yang terseok pancarkan sisa cahyanya
karna iya tetap ingin membagi keindahannya

~Kuntum rindu~

pada pucuk-pucuk malam
ku petik kuntum-kuntum rindu
taburkan pada sepoi angin berhembus

pun pada beranda malam
urai rindu hingga rembulan bintang
tersenyum dalam binar cahyanya

Belibis dan ikan


heei..kau...! kata ikan kepada belibis-belibis itu
kenapa kalian slalu ingin menerkam ku..?
riangku seakan ingin kau patuk dengan paruhmu
"pernahkan aku mengusik kebebasanmu saat terbang..?

Senandung sembilu perindu

cinta hadir tak pernah bisa dipinta
walau cinta itu ada pada setiap jiwa
cinta jua tak pernah bisa dipaksa
ketika hati telah membeku karna sembilu

aku belajar memahami kesejatian rasa
pada cinta yang tak pernah aku pinta
aku belajar memahami pemaknaan cinta
atas luka-luka menoreh pada cinta yang terabaikan

~ Waktu ~

waktu menghening
waktu membisu

desah-desah bayupun seakan melelah
bilur-bilur rasa jua seakan melebam

~Pagi-pagi~


pagi-pagi
suara itu sudah meraung-raung
berputar-putar bergulung-gulung
aku mendengarkan seperti orang linglung

5 purnama

sayang,
hampir 5 purnama musim telah kita lewati
langkah kita terhadang belukar berduri
pun musim giring badai tiada henti

Minggu, 09 Oktober 2011

~Hening~

waktu menghening
waktu membisu

desah-desah bayupun seakan melelah
bilur-bilur rasa jua seakan melebam

~Raungan pagi~

pagi-pagi
suara itu sudah meraung-raung
berputar-putar bergulung-gulung
aku mendengarkan seperti orang linglung

pun pagi ku juga masih dirundung mendung
tak terdengar burung-burung bersenandung
biasa bertengger pada ranting dan atap-atap gedung

~ceracau elang~

ceracau-ceracau elang pekakkan telinga
membahana bagai tarian petir
bergemuruh tak tentu arah

mangsa hanya merunduk
diam menatap semesta
dicadas dan bebatuan

~cumbui pagi~

rindang dedaunan hanya terpaku
cumbui pagi dalam pelukan rindu
terus mengeja waktu dijejak-jejak bisu

~nyanyian hati~

sayang
mendung ini slalu saja menguntiti
mengendap-endap,merambat
mengitari semesta

mengibas-ngibaskan jubah hitamnya
pada cerah mentari yang bersinar indah
kau tau,
mentari itu adalah kau

Rabu, 05 Oktober 2011

~Lihatlah melati itu~

lihatlah kelopak melati itu
ia kan tetap putih
walau tertutup debu
walau layu dan mati

~Mata itu~

mata itu
menyimpan riwayat
pada jejak-jejak kesedihan
tersemburat diufuk sunyi..

dikelam mata itu
masih ada senja temaram
menggiring mendung
berkerudung duka

~Sampah~

burung berceracau tak karuan
cecak-cecak berdecak..ckckck
pun tokek tak ketinggalan
entah apa yang mereka ributkan..
.

Selasa, 04 Oktober 2011

~Slalu merindumu~

pada hembusan angin
slalu ku titipkan kuntum rindu
pada keheningan
slalu ku dekap bayang mu

~Deti waktu~

detik waktu, terus merambat
jejak-jejak kian sunyi terjalani
senandung kidung rindu
hanya melantun lirih

~Selembar daun~

bagai selembar daun mengering
terkulai didahan layu
tak ada tetesan embun menyentuh
tak ada bias mentari belai hangat

lusuh
layu
lemah

~Hujan~

hujan menitik
tik..tik..tik
perlahan
deras dan semangkin deras

terdiam
membisu
mendengarkan
senandung sang hujan

~Biarkan~

biarkan jiwaku terbang bebas
menghirup kedamaian semesta

~Hai jiwa~

mengeleparlah hai jiwa...!
sampai pilu, membalut seluruh jiwa,raga
ego lebur bersama lara
merejanglah, hingga detak nadi

~Damai~

kisruh hati teredam,
bersama jiwa-jiwa yang tak terlihat wujudnya
lepaslah sepi walau sesaat menyingkir
sirnalah gundah walau jua sesat menepi..

Kamis, 29 September 2011

~Pagi ku berselimut dingin~

pagi kembali giring gerimis,
setelah semalam semesta berselimut mendung,
desingan angin malam, menghepas-hempaskan,
setiap yang melintas dihamparan malam
.
jalan-jalan hening,
jiwa-jiwa terdiam,
tatap jendela malam tetap jua sepi,
dengan benak penuh tanya berceracau bisu,
.

~Nyanyian rindu~

susuri jalan dibawah terik mentari
hirup bayu yang melintas tanpa jeda waktu
terhantarkan raga kembali pada ruang sunyi
pun telah terambah gundah pada senandung angin..

~Entah apa~

entah apa yang ku tunggu,
entah apa yang ku lihat,
tatap dinding-dinding putih..

pun ketiduran didepan notebook,
bukan mataku lagi,
yang menatap layar mini ini sekian jam

~Airmata ini~

airmata ini,
takkan pernah tuntas mengalir
mungkin sampai kelopak mata ini
kan benar-benar tak dapat merekah lagi..

~Siang tadi~

siang tadi, ku rebahkan raga pada kasur tua
kelopak mata tak mau mengatup
padahal lelah jiwa ini
bagaikan terkena pukulan godam

hanya belalakkan mata dibalik jendela
tatap awan membias merah diangkasa
yangkan menggiring senja menghantar malam
dimana malam, kan menghampar lembarannya

Rabu, 28 September 2011

~sesaat~

kan ku beri jeda pada senandung kidung yang ku alunkan
benamkan diri pada sepi,pada hening
berdiam hingga roh ku melayang ke langit

dimana ingin pulihkan jiwa ku yang terhempas
dimana ingin ku benamkamkan tangisan pilu
dimana ingin ku cairkan rindu yang kelu

kasih,kupinjam cahaya damai mu sejenak
menerangi saat roh ku melayang dalam gelap
kan ku kembalikan saat jiwa ku telah pulih

~Badai jiwa~

kadang tiada ku pahami akan sikap mu
kadang tiada ku mengerti akan ingin mu
kadang letih membalut jiwa
tiada ku mengerti mau mu

pendam semua rasa
tahan jiwa meronta
gundah menyelimuti
resah membalut
bagaikan lelah menapak langkah

~Riak hati~

kadang tiada ku pahami akan sikap mu
kadang tiada ku mengerti akan ingin mu
kadang letih membalut jiwa
tiada ku mengerti mau mu

pendam semua rasa
tahan jiwa meronta
gundah menyelimuti
resah membalut
bagaikan lelah menapak langkah

~Mimpi yang semu~

waktu terus berlalu,detik pun terus berubah
perjalanan kisah terburai
sekian bintang  betebaran
pancarkan kerlip-kerlip indah
kadang ingin berpaling
hati tak kuasa tuk melepas
telah mematri janji pada hati

gundah terus menghantam dinding jiwa
keindahan mu semangkin merasuk kesukma
membuai-terus membuai,terlena
hingga ke alam bawah sadar
tak kuasa hati tuk ingkari
karisma mu bagai membunuh aliran darah

~Goresan untuk sahabat~

kau datang menghampiri ku
kau datang menyapa ku dengan tulus mu
kau mempercayai ku sebagai sahabat mu
segala cerita dan sedih mu kau curahkan pada ku

selalu kau lantunkan sair-syair indah mu
syair sedih mu,syair segala rasa mu
melepaskan segala gundah hati mu
tergores indah bagai pelangi
dan tiada pernah ku tau
kalau kau menyimpan derita dalam sakit mu

~Rintihan cinta~

Memandang angkasa bagai penuh segala cerita,
goresan kerinduan,luahan rasa,
seakan sesak penuhi dinding nirwana,
kidung cinta mu telantun merdu,mengalun lembut,,,

ulurkan sayap-sayap cinta melumuri ku,bawa damai,
tiada bisa tergapai,menghempaskan pada rindu yang rapuh,
menikam jiwa bagai belenggu pilu,luruh bagai dahan patah,,,

~semayamkan cinta pada samudra hatimu~

benamkan cinta ini pada samudra hati mu
agar tenggelam, terkubur
pada tempat terdalam raga mu
tak terjangkau sapa pun

letakkan nisan bertuliskan cinta
taburkan bunga melati penuhi pusara
agar kematian cinta ini
tetap berwangikan kembang melati
kesuciannya tetap terjaga

~Serpihan koyak~

malam telah beranjak menuju pagi
yang masih terbalut mendung
mendung, bagai tak ingin lepaskan diri
dari sekeping hati yang selalu berduka
karna badai jiwa selalu hadir tiba-tiba

tonggak tempat bersandar pada dunia
kini telah rubuh hancur ditelan badai
kepingan hati kian rapuh
terhempas hingga dasar jurang hati yang sunyi

~kubirkan~

ku potong lembaran hati mu
simpan pada telaga bening di hati
ku tuang tetesan sendu
biar hati kian nyeri
berkubang kepahitan

~Malam memucat~

gerah..! lirih terdengar
hempaskan gundah pada semesta
limbung jiwa dilara hati

desah nafas menyesak
diruang hening ini
lusuhkan wajah perindu

~Goresan pagi~

ku buka tirai semesta
titipkan rindu pada angin yang berhembus
biarkan kesah pada detik yang memburu waktu

pun biarkan jiwa terbang jauh
susuri jejak-jejak sang surya
temui damai dibias-bias cahyaNya

ku buka tirai semesta
burai segala rasa pada senandung jiwa
gores di dinding-dinding bisu maya

atas gundah hati
atas kisruh jiwa
atas resah raga

didismku peluk erat sentuhan kasihNya.

Selasa, 27 September 2011

~Ruang hening~

slalu saja tertatap dinding ungu ini
tempat biasa ku berdiam
menatap teras hening
dibalik jendela bertirai putih
.
remang-remang lampu yang menjuntai
seperti sarang lebah mengantung pada pohon
kian heningkan suasana malam
.

~lamunan siang~

buntu...!! kata ku dalam hati
tak ada aksara bisa ku olah
menjadi sebuah syair jiwa

raga lusuh ini telah duduk berjam-jam
disebuah kursi disudut ruang
hanya menggoyang-goyangkan kaki
memainkan suara gemerincing yang melingkari

Minggu, 25 September 2011

~Lihatlah aku~

lihatlah aku
walau pelangi ini memudar
iakan tetap menghias alam
bersenandung rindu dihempasan rasa

tataplah aku
dilayuku kan tetap tegak genggam asa
panji-panji setia takkan patah
telah tertancap pada palung jiwa

lihatlah aku
tataplah aku
rasakanlah jiwa ku

~Terhempas rasa~

hembusan angin menghempas pelangi
yang menghias lembah sunyi
memudar warna tertutup mendung
rinai gerimis menetes kelu
.
jejakmu melangkah laju
kuak lembar-lembar lalu
retakkan sanggah
yang bersandar didada alam

Kamis, 22 September 2011

~kau hantar lelapku dalam damai~

ketika malam merambah semesta
lembar perlembar kitab cinta
kita gurat cerita asmara
.
sang kelam menjadi saksi bisu
pada rasa kita yang terburai
menyatukan roh dilorong malam

Curhat pada semesta

dengarlah curhat ku  "kata sang semesta lirih",
tak taukah kau hai perindu...
kadang senandung rindu mu memekakkan dinding telingaku
gemuruh bara rindu mu bagai percikan lahar gunung merapi
sambil tersenyum seakan terlihat marah yang tertahan.

~Susuri Jejak~

dinda
pagi tadi
jengah rasa hati
tatkala kuselusuri jalan setapak di pinggir lembah
jalan yang menerawangkanku tentangmu
jalan setapak yang dulu kulalui dengan kursi roda
jalan di mana dulu, awal kuungkap rasaku
rasa yang menyelimuti hatiku atas dirimu

Selasa, 20 September 2011

~Ditegarku~

ditegarku yang rapuh
ku tegakkan kaki di buana jiwa mu
petik segala asa yang kau hampar
dialtar-altar sunyi mu

Senin, 19 September 2011

Senyum semesta

In Collabration with Alam

pagi tadi
ku tatap jengah sang semesta yang tersenyum mengejek ke arahku
lalu dengan nada sumbang,ku tanya dirinya ...
"ada apa sang semesta? sehingga sedemikian rupa kau ejek diriku dengan senyumanmu"
seakan tanpa berfikir, sang semesta menjawab
"aku tahu dirimu sang alam, pada tegar yang kau tampakkan,
kau terbalut luka rindu pada melatimu,pada sang perindumu"
kembali senyum ejekannya mengembang padaku.

~Kerinduan~

Kolab Alam & Atika

pagi di tapal batas waktu
kala rengkuh bagi buai nirwana
titik netrapun melabur dalam kisruh
membuai sekat di bilur jejak
tatkala sekeping asa menggambar wajah
menyemat butir aksara di kilau satu
ungkap jati di hening lembah
berdiri dan tertegun di kerinduan pagi

~Senyum rembulan~

senyum rembulan
menyapa jiwa dikeheningan
gurat aksara atas biluran rasa
yang tak berkesudah terjejal bara rindu

~Saat ku hujam panah cinta~

saat ku hujam panah cinta itu
maka sebenarnya yang terpanah itu
adalah jantung ku
yang terlepas jua
adalah separuh jiwa ku

karna cinta pembelahan hati pada raga
yang separuhnya menyatu dalam jantung hati mu
membentuk nyawa baru
menjadikan nafas-nafas cinta
dalam detak-detak nadi

Sabtu, 17 September 2011

~Dawai bisu~

pagi digiring gerimis
hantar raga dalam lamunan bisu
tak terdengar senandung alam
melantunkan dawai-dawai rindu syahdu

Susuri jejak sunyimu

susuri jejak-jejak sunyi mu dialtar bisu
telantun dawai-dawai cinta mu
dan alunan rindu mu yang lalu

~Waktu yang membisu~

seiring waktu yang terdiam
runut garis-garis kehidupan berkabut
jejak telarung dilorong sepi

kita sama-sama merayap arungi waktu
membunuh malam menikam sepi
meniti terjalnya panggung dunia

~ hamparan kasih ~

rembulan membias dinding malam
lembaran harapan rajut pada nirwana

hadirmu slalu menawarkan kasih
menghapus sepi menyesak hati

~Rindu menyesak~

merindunya adalah sepi menyesak
dipenggalan kisah masih menjadi episode
pada ranting pohon kehidupan

didahan-dahan cinta itu
ada bahagia menyapa jiwa
pun ada duka yang nyeri
bukan hanya sekedar gelombang

Jumat, 16 September 2011

~kau keindahan yang terindah~

disudut ruang bisu
terdiam dalam gelisah
dengan lembaran kertas
yang telah menjadi kitab cinta
jua tergenggam pena bertinta rindu
.
desir angin membelai damai
seakan tau gundah ku
tak dapat tertutupi
genangan beningpun menetes hangat
.

~kau dan aku~

Kau dan aku
telah menyatu dalam rasapun jiwa

genggam asa
dalam simpuh-simpuh do'a
mengikat erat,
patri dalam palung jiwa

~Mimpi jiwa yang membeku~

melangkah kaki diantara kisruhnya dunia,
terjejak langkah dihamparan yang penuh tanya
atas jiwa-jiwa yang terejam pilu ,atas hati yang rasakan sembilu
tunduk dan patuh pada ucap yang tersabda

~Kereta senja telah membawamu~

Kereta senja telah melaju bawa raga mu
kembali jauh dari ku
tinggalkan jejak
diperjalanan panjang mu

~Lembar bisu~

Lembar-lembar bisu
terkuak satu persatu
burai dikitab jiwa sang alam

~Pada mu~

Pada mu yang terbalu rindu
dengarlah senandung jiwa ku
jua slalu melantun tembang rindu.

~Alunan rindu~

Dengarlah suara deburan ombak itu
itu adalah teriakan jiwa
yang memanggil nama mu

~ Masih ku ingat ~

masih ku ingat senyum itu
senyum yang getarkan jiwa
senyum yang buat ku tak dapat terlelap

Kamis, 15 September 2011

~Resah Perindu~

mentari tertutup mendung
semesta menggiring dingin
seakan bekukan bara rindu
yang membakar jiwa

Selasa, 13 September 2011

~Gelombang pagi~

samudra itu
mengalunkan nyanyian badai
hempaskan jiwa-jiwa pilu
bungkam senyum-senyum kelu

SENANDUNG INI SELALU ADA

bersama bayang mu dalam sudut sunyi
selalu teralunkan senandung jiwa
berdendang pena cinta bak penari salsa
biar pekat rasa benar-benar ku nikmati
hingga merejam seluruh raga

Minggu, 27 Februari 2011

Bangun dan bangkitlah

pengembara malam melayang pada satu musim
dimana terperangkap hujan lebat,menusuk perih kulit
hingga terasa kejantung, dengan degup
yang seakan ingin terhenti

meronta roh, berteriak pada nurani
kamu adalah ketegaran
bangun dan bangkitlah...!!!
aku roh kesucian mu
kan selalu hidup abadi
berjalanlah bersama ku
sampai tangan-tangan kasih
menyambut mu dengan kesucian

angin berhembus kencang bangunkan dari keterdiaman
bergegas  melenggang
meninggalkan kepedihan,lebaran-lembaran kisah duka
melangkah bersama fikiran-fikiran, mimpi-mimpi tertunda
tentang lautan teduh yang indah dan damai

bersama gelap telusuri jejak malam
berbekalkan bait-bait kekal pada kesucian
seperti orang buta berjalan meraba gelap tanpa cahaya
kesendirian yang sunyi, terpencil

aku kesedihan nyata menghela nafas panjang pada resah
aku tangisan malam, terjaga saat roh hentakkan jiwa
menuju pada keheningan
dimana kan ditemui ketenangan pada kalimat-kalimat kekal
dengan kesuciannya

alunan terkumandangkan lebih syahdu
dari bait-bait rindu, penuh rintihan
tangisan kepedihan

lembar-lembar kisah pilu telah hangus terbakar
pada kalimat kesucian yang nyata kebenarannya
sisakan abu-abu perih
ku raub, ku simpan pada ujung bumi
yang tak dapat terlihat oleh siapa pun...

by.Atika cb ptkc

24.30

Lembutmu bagaikan nyawa

saat jejak mulai lelah,berbalut duka lara
berpasrah pada kelam,terdiam pada sudut malam
menatap taburan bintang,berharap setitik terang
damaikan jiwa kering kerontang

satu cahaya bintang melayang
hadirkan binar,rasakan damai
lepas dahaga dari kering meronta

Cahaya Cintaku

langit berbalut gelap tiada rembulan
terlihat hitam kelam
hanya kerlip-kerlip cahaya bintang
penghias gelap dinding malam

menerawang jauh alam fikiran menuju mu
terdiam dalam sudut ruang membisu

K A S I H

dibawah remang malam
ku berbicara pada sunyi
tentang bayang
selalu membayang dipelupuk mata
tentang sebuah nama
selalu terhela diantara tarikan nafas

itulah bayang mu yang nyata terasa
slalu hadirkan rindu dalam detak jantung

Rindu dalam sepi

rembulan terang
tanpa cahaya bintang
rasakan sepi tiada binar berkilau

lintasi malam
dalam katub bibir terkurung sunyi
menunggu kabar cerita malam
masih terbius misteri

Senja


senja yang indah
kembali mengantar ku pada sunyi
ku tatap langit yang Maha luas
nikmati kebesarannya
terdiam dalam hening
...
senja yang indah
keindahan mu
masih tersimpan dalam jiwa
hela nafas ku lepas lega
masih rasakan damai mu

Sunyi

jejak seakan terhenti pada sunyi
berdiam sesaat tanpa suara
coba raba bait-bait mu
tuk kembali susuri langkah
dalam gelap tanpa cahaya

Tutup Lelah

tutup lelah bersama malam
senandungkan kidung rindu diantara temaram
bayang mu melintas diam
luruhkan ku dalam bisu

Dapatkah kau rasakan

berdiam pada sunyi
bayang mu selalu hadir
tiada bisa tertepis
menari luapkan darah
golak rindu menderu
menjerit dalam jiwa
memanggil mu dalam helaan nafas

Nyanyian pagi

nyanyian jiwa pagi mengalun sendu
terhimpit karang lautan membisu
tiada gaung bangkitkan nyanyian rindu

Alunan rindu

alunan melody rindu
tak lelah menggema
sebagai isyarat hati
senandungkan ketulusan

Tangan taqdir

ketika tangan taqdir
tak menyatukan cinta
ku ikhlaskan raga dan cintamu
bersama yang lain
tapi ketahuilah
cinta ini takkan pernah padam

Kebeningan

terbangun dari tidur
mengira mimpi telah berakhir
nyata masih melekat pada jantung
cinta ini bukan hanya mimpi
ada dan ada dimanapun jiwa berada 

Lamunan

dibalik jendela ku pandang dedaunan
melambai degan lembut
terpa angin berhembus sepoi
gerombolan bocah terlihat bercanda degan riang
senyum terkulum damai memandang keriangan
 

Tak ku pahami


susuri jalan dalam sepi
bayang mu mengikuti
jejak terhenti
tatapan mu dalam diam
yang tak ku pahami

Terukir indah

selalu tergores curahan hati tentang mu
sampai jenuh ku terbunuh waktu
hanya bisa rangkai indah mu
dengan bait kesederhanaan
yang terpahami
begitupun cinta ini

Kamis, 17 Februari 2011

Hening

rembulan berwajah kusam
langit malam rasakan sepi
gelisah membisik hati
tertunduk menyela hampa

lintasi canda tawa
tersapu angin malam
hilanglah ceracau
diam dalam bisu

Menunggu Senja

menunggu senja dibalik jendela
hantar pada kesunyian hati
luaskan pandangan
tatap cakrawala membentang

Gersang hati

cinta bersemayam pada ruang batin
bergumul rasa penuh kecamuk
menggeliat terbakar luapan darah

Andai kau tau~

andai kau tau seperti apa rasa yang ada
dalam jiwa ku yang sesungguhnya
andai kau tau cinta dan rindu ini hanya milik mu
saat telah ku baur bersama nafas ku
saat telah ku satukan bersama do'a-do'a ku
saat telah ku ikat dalam jantung ku

~Tangisan Taqdir~

dibalik kemelut
bergulat fikiran dan jiwa
menerjang jantung
nyawa yang bersisa separuh
seakan ingin jua terlepas dari raga

Resah diantara sunyi

waktu terus berputar
bagai detak nadi tiada henti
kembali temui malam
dekap dalam diam
menghitung detak waktu
raba kisah yang berjalan
diatas hati penuh misteri

Luka yang terhakimi

bagai terdakwah memiliki kepatalan
terhakimi tiada ada yang membela
diri hanya menahan perih yang lebih pedih,
tergores kembali luka diatas luka yang menganga,
kebenaran kalimat yang diyakini sebagai pembela diri
seakan tiada memiliki arti,

Bait Malam

malam ini terlalu sepi dari biasanya,
mungkin saat ini sebagian jiwa
telah terlelap dalam tidur nya

tapi tiada bisa tertidur,bagaimana bisa
sementara fikiran seperti benang kusut
bagai  jarum-jarum kecil menusuk pembuluh otak

Akankah malam kan berbintang

saat fajar menjelang aku selalu bersenadung
saat siang menjelang ku jedakan sesaat
agar bisa menyambut fajar dengan semburat indah
karna bayang mu selalu ada bersama senja

dan ketika malam,
semangkin rasakan rindu membara
ntah lah..
mengapa bisa begitu
apa mungkin karna cinta ini kian tumbuh
kian mekar atau kan layu
tetap aku takkan lelah menanti

Cerita Malam

takkan bisa ku terjemah bahasa yang tak terjamah
hanya bisa rasakan lalui nurani dan mata hati yang tajam
dan aku selalu percaya itu
tak selembar pun abaikan tentang mu
jiwa seakan telah tercandu pesona mu

Bangunlah dari lamun

tak mau diam rasanya jemari ini
selalu ingin mengores tentang mu
seakan tiada pernah jenuh tuk lukis keindahan mu
walau kabut menutupi bayang mu
bias cahaya indah mu masih ku rasakan hangat

Saat Jiwa Meronta

dari duka berkepanjangan
hadirkan kemarau pada jiwa
merintih hati sepanjang hembusan nafas

adakah yang lebih pedih dari nyeri
langit seakan selalu hadirkan awan hitam
gelapkan jiwa tiada pancaran cahaya

Aku adalah Alam

aku adalah alam
kerangkaku tercipta penuh badai
ragaku tercipta hangat
jantungku tercipta panas
hatiku tercipta penuh kemarau

jiwaku tercipta penuh hujan
rohku tercipta penuh angin
dan sukmaku tercipta penuh malam
aku tumbuh dalam ruang dan waktu
dalam tabir rahasia terkisah pada bait alam

Lembaran Hati yang Beku

akankah aku bisa memisahkan bait bagian hati
yang telah membeku sekian lama
hingga penggalan-penggalan serat nya pun
terlalu sulit tuk di temui
yang kan jadikan sebuah kalimat berbait sendu

darimana kan ku awali
lembaran hati yang mengiris pedih
rasakan buntu seluruh syaraf-saraf
rasakan ngilu seluruh tulang belulang
hanya sisakan beberapa lembaran bait
yang masih terburai diantara dinding hati

Seandung Senja

aku telah berjanji padamu saat senja
selalu senandungkan kidung rindu ku untuk mu
disaat malam selalu burai bait do'a untuk mu

kasih,jikalah senja penuh bias-bias indah
tiadakan indah tanpa
senandung kidung rindu mu

Mata Hati

dari kedalaman hati
dari ketajaman mata hati
sesungguhnya aku mengerti tapi
saat aku mengerti aku tak memahami
saat aku memahami aku tak yakin
saat aku yakin dan ingin meyakini
pertanyaan masih ada dibenak ku dan

aku tersandung atas bait kata
yang tersampaikan angin
berhembus lembut perlahan
hingga tak membuat jiwa ku luka
bahkan aku bahagia

Memahami Cinta

mengapa terlalu sulit manusia bisa menerima
hidup telah memiliki garis masing-masing
hidup adalah sebuah pilihan,
plihan menuju pada perjalanan hidup
mencari kebaikan diantara keburukan
ketidakbaikan menjadi lebih baik
membersihkan hati dari titik hitam
dan debu yang melekat pada hati

Bahagia dalam duka

Deras hujan basahi bumi tiada henti
seakan ikut rasakan galau ini
mengigil diri sendiri dalam perih
semua berlalu bersama angin bisu

detak jam bagai ingin memburu sang waktu
termenung diri dalam sudut malam
kelu lidah tak bisa ucapkan kata

Jeritan Jiwa

menyusuri lorong waktu
berkelana dengan jiwa hampa
coba lupakan semua yang bawa luka
hibur diri dalam maya
buat ku terlena dan terus terlena
dalam canda dan tawa
mengasing diri pada dunia
benamkan diri pada sepi

Kisah dibalik Malam

setiap kali kau rangkai bait syahdu
jiwa ku bagai terbang bersama mu
seakan mentari yang ingin bakar kulit
kau sejukkan dengan hembusan cinta mu

satu kisah telah kita gores pada nirwana
berhiaskan bait-bait  do'a
yangkan damaikan kita
dengan pancaran cahaya kasih Nya

Saat Cinta Memanggil

menyibak tirai dunia
lambung diri dikaki maya
tercipta kisah terburai pada dinding maya
alunkan senandung jiwa dari kisah nyata dan khayal
mengalun diantara fajar dan senja

saat nada-nada terus mengalun,menggema
dibalik tirai malam tersibak serenada cinta
antara jiwa  mendamba
tergubah pada bait-bait bernoktah
rindu membahana jiwa
tenggelam diri dalam ilusi nyata

aku dan kamu catatan dinding malam

saat airmata langit tercurahkan
hanya berdiam pada sudut ruang
bertemankan pena tajam dan kertas buram
yang siap tumpahkan segala rasa

bait perbait tergoreskan
sesekali pena pada jemari ketukkan nada
seakan bersenandung resah
kala jiwa mu tak dapat ku tembus dengan roh ku
yang melayang pada malam

Goresan dibalik malam

Temaram sinar rembulan tertutup awan
semburat merah menghiasi cakrawala
angin malam berhembus menerpa raga
rasakan dingin bagai menusuk sukma

merangkai cerita dibalik malam
perjalanan cerita kau dan aku
berhiaskan binar-binar bintang malam

Saat damaimu berkabut bisu

bagai menggelepar jiwa termakan kerinduan
bagai terkapar raga termakan kesunyian
terdampar pada ruang kosong
coba selami rasa yang ada
coba bertanya pada diri
apakah rasa itu sama

ntahlah,,,
tiada jawaban
bagai ciptakan sebuah misteri rasa
sesakkan dada bagai menyiksa
mendesah..mendesah aku hanya mendesah

Goresan dibalik Jendela

ku buka jendela,tatap langit malam
tiada bintang,rembulan menghiasi
kemana sang rembulan,bintang
apakah bersembunyi dibalik awan malam
tiada cahaya,kilau yang beri binar
damaikan hati saat memandang

Sabtu, 22 Januari 2011

Rindu terpendam beku

tersingkap tabir rahasia hati
hadirkan goresan pada senandung jiwa
ungkap kerinduan terpendam
ungkap rasa terdalam
bagaikan langit hadirkan jingga
cerah,mendung dan hujan
seperti jiwa yang mendamba

Jiwa berkelana dalam diam

kembali tinggalkan raga pada sudut ruang
layangkan jiwa pada maya
berkelana disamudra kedamaian
menyibak rahasia kehidupan dalam belukar

lukis keindahan jiwa-jiwa melayang
senandungkan deburan lautan malam
bentangan malam bercahaya terang
damai..damai..jiwa ku kan temui damai

Aku bukan petualang cinta

Tak dapat teteskan airmata
terdiam raga, terdiam jiwa dalam hening
resapi semua perjalanan nyata dalam maya
bait-bait merah tergores hempaskan rasa

berjalan cari arti diri, lepaskan perih
terbang kesana kemari bagai kupu-kupu mencari sari
terpanah cinta menusuk perih
kembali jiwa merintih perih
bagai merejam hati rapuh

Alunan hati

dalam gelap malam
aku berdiam di ujung kelam
bagai ku dengar panggilan jiwa mu
selembut embun malam
kurasakan sayap-sayap mu menyentuh ku
ku rasakan hadir mu dibalik malam yang ku tak tau

Ingatkah kau walau sejenak

ku gores bait-bait hati malam ini untuk mu
dan ku ingin kau tau saat ini,malam ini,detik ini
kembali ku ingat segalanya tentang mu
tiada terlepas dalam memori hati

saat kau menghilang dan berlalu
bayang mu tiada terlepas dari ingatan
rasa rindu yang pernah terpendam
seakan ingin ku luahkan malam ini

Aku adalah kehidupan

aku hanyalah raga memiliki nyawa sama seperi kamu
aku hanya merangkai kata dari hidup dan kehidupan
menjadikan bait-bait senadung jiwa
menangis,tertawa,marah,kecewa
dan juga mempunyai mimpi indah

tiadakan ku perduli segala caci maki,sumpah serapah
karna ku kan tetap berdiri tegak pada dua kaki ku
memburai segala perjalanan hidup ku hidup mu
inspirasi goresan-goresan ku kan jadi motivasi buat ku

Sabtu, 15 Januari 2011

Hanya padaMu

Ya Rabb,,
kan ku biarkan orang-orang yang ku sayang
ingin berlalu dari hati ku
kan ku ikhlaskan se ikhlas ku beri tulus ku
asal Engkau tidak berpaling dari ku Ya Rabb,,

Jika Tuhan memanggilku

jika Tuhan memanggil ku,
ku ingin dapat berbaring dengan damai
tiada yang kupinta lebih pada Mu Ya Rabb
damaikan aku selalu dalam hidup dan matiku
damaikan jiwa ku dengan kasih Mu yang Agung

jika Tuhan memanggil ku
ku ingin cahaya kasih Nya menerangi pembaringan abadiku
hanya satu dalam harap dan pinta kebaikan selalu bersamaku
bila bahagia tiada bisa ku rasakan kedamaian jiwa,ketenangan hati
bisa ku rasakan, hingga raga ku kembali ke bumi,,,,

~DamaiMu tenangkan ku~

gemericik air mengalir lembut
bagai membelaiku dalam diam
dalam lamunan yang selalu buat melayang
mengingat mu pada senja menuju malam

ach,, kembali aku mendesah resah
akankah keindahanmu selalu menghadirkan jingga
seakan tak ingin damaimu berlalu dari ku
yang tenangkanku walau sesaat terasakan
kedamaianmu telah beri arti bagi jiwaku
terimakasih untuk kedamaian yang telah kau hadirkan,,,

By: Atika cb

Selagi jantung masih berdetak


Selagi raga ini masih bernyawa
selagi nafas ini masih bersemayam
selagi jantung ini masih berdetak

kau kan jadi temanku selamanya
kan jadi sahabatku selamanya
yang kan berbagi canda dan tawa
suka dan duka
tersenyumlah karna aku selalu ada untuk mu,,,

By: Atika cb

Riak-riak Hati

ntah apa yang harus ku lakukan saat ini
hanya ingin gores nyanyian jiwa ku dalam diam
bergemuruh kelu

bagai ada kekuatan yang gerakkan jiwa temui
ntah la,aku tak tau apa yang buat jiwa ini tergerak
bagai rasakan panah menyentuh hati
buat ku terdiam,merenung,terhempas kelu
hingga senandung-senandung ku bagaikan layu

Rabu, 12 Januari 2011

Biarkan nada cintaku mengalun

http://www.senandunglovetrail.blogspot.com
bagaikan bunga mekar hadirkan wangi
biarkan tetap ku nikmati
walau rindu hadirkan beku

biarkan jemari ku kembali lukis keindahan mu
jadikan senandung kidung rindu
miliki nada-nada cinta yang mendayu-dayu
penuh syahdu diatas lautan hati merindu

Mengapa bersembunyi dibalik topeng

Berbaur diantara jiwa-jiwa
gemakan gaung cinta
alunkan melody syahdu
goreskan syair kehidupan
rangkai kata bermakna
tanpa tunjukkan wajah
bersembunyi di balik topeng kebesaran

siapakah kamu,,,,???
apa yang kau cari
bersembunyi diri bagai pencuri
apa yang kau ingin kan,,,????
seakan akan kau makhluk bumi tak berwajah

Selasa, 11 Januari 2011

Goresan hati anak jalanan

Berdiri kami diantara kaki lelah,
melangkah diantara kehidupan riuh
mencari sesuap nasi
isi perut agar terisi
sana kemari mencari-cari
tiada lelah tiada letih
berbelas hati dari jiwa suci
berharap dapat rupiah ditangan kami

Rintihan Cinta

Memandang angkasa bagai penuh segala cerita,
goresan kerinduan,luahan rasa,
seakan sesak penuhi dinding nirwana,
kidung cinta mu telantun merdu,mengalun lembut,,,

ulurkan sayap-sayap cinta melumuri ku,bawa damai,
tiada bisa tergapai,menghempaskan pada rindu yang rapuh,
menikam jiwa bagai belenggu pilu,
luruh bagai dahan patah,,,

Luka

mentari memberi cerah tak secerah sebuah angan
sang pecinta terduduk diam dalam bisu
hanya sisa rindu takkan pupus dalam jejak langkah
terpuruk dalam terik penuh peluh

bukan untuk nya segala mimpi, yang hanya bagai duri
dalam jejak kegelisahan penuh siksa akan rasa
rindu mimpi indah, sirna bagai pengembara
kembali hanya raga yang tersisa

Detik terakir bersama sahabat

tiada ada yang tau kapan kita kan kembali ketanah
hanya Tuhan yang menggariskan kehidupan dan kematian,
sosok wanita yang ku kenal begitu tegar, kuat
wanita yang begitu ramah,penyayang dan penyabar
akan cinta dan kehidupannya
lalui semua dengan ikhlas
jalani semua dengan tabah
diatas roda-roda kehidupan yang riuh
walau batinnya menderita

Dua hati kembali bersatu (CLBK)

Kehidupan terus berputar,tiada yang tau
dalam detik perdetik sesunggunya berubah
kehidupan secara perlahan-lahan
tanpa tersadari,

begitu juga jalinan kasih
yang pernah hadir diantara hati
terlepas dan kembali
tiada bisa menolak ketentuan garis hidup
pada jiwa yang tercipta

Senandung jiwa

Selalu kaki berpijak pada bumi
ayunkan langkah ikuti irama kehidupan,irama jiwa
bagaikan air yang mengalir ke samudra
kemana perjalanan dan arus membawanya

kadang mengalir perlahan dengan damai
kadang mengalir penuh gemericik dan
kadang mengalir begitu deras
walau hempasan kadang menghantamnya
kan tetap mengalir menuju samudra

Kidung sendumu nyanyian hatiku

Bagaikan taburan bintang
nyanyian-nyanyian hati
penuhi hamparan maya,
goresan senja kembali terangkai,

alunan kidung-kidung sendu
menyentuh kalbu,
bagai menghimpit dada,
terlukiskan pada dinding putih,
terhampar luas,

Panah Cinta Sang Dewi

Berdiri menatap keindahan Sang Bintang
bersama panah cinta telah terbalut kasih
terbang bersama sayap-sayap rapuh
diantara jejak-jejak cinta

tebarkan kasih lalui panah cinta
yang kan hadirkan kemilau cahaya indah
hujamkan panah cinta, melesat lembut
pada jiwa-jiwa yang penuh keindahan

Deburan rindu

Ku rangkai bait-bait nyanyian rindu ku
lalui tatap mata mu,alunan cinta mu
kesekian kisah terburai
melodi cinta yang panjang
mengalun lembut sehalus dekapan

kau sadarkan ku dari diam
dengan warna-warna jingga mu
bagai ingatkan ku pada kematian

Maafkan aku ibu

saat ingin ku rangkai cerita curahan kasih sayang ibu
seakan jari jemari ku terhenti,rasa pilu kembali hadir dalam ingatan,
rasa seduh teteskan air mata di pipi,hentikan jari jemari  seketika
tiada cerita yang bisa ku burai
tiada kenangan yang bisa ku ingat
tiada keindahan yang kurasakan

yah,,,,ibu hanya kata itu yang terucap dari bibir
kembali hadirkan rasa perih yang mengiris,sesakkan nafas sesaat
kata ingat sebuah nama ibu,,

Lamunan kosong

Luasnya hamparan laut terbentang
seluas kasih Sang Illai ciptakan kehidupan
nyanyian-nyanyian laut terdengar merdu
kidung ombak hadirkan kedamaian

kicau burung senja terdengar riang
senyum terkembang memandang
indah kicau ricuhnya
duduk ku diantara bebatuan
memercikkan air dengan jari-jari kaki
diantara sela-sela pasir yang berdesir

Dalam perih jiwa merintih

malam kembali hadir bersama sepi
yang kan kembali mengantar ku
dalam tidur lelap yang damai
seakan ku tak ingin esok  sang fajar
membangunkan ku,membelai ku
menatap sang mentari

ku ingin tidur dan lelap selamanya
terlalu lelah dan leti seluruh raga dan jiwa
bukan takut hadapi kehidupan
bukan takut hadapi kenyataan
terlalu letih sudah menahan segala dera

Goresan edan

Bait ku kan telantun edan
ku rangkai dengan keedanan
kan mengalun bagai tarian edan
berdendang riang penari super edan
meliuk-liuk bagai penari ular yang edan

kini zaman serasa sudah edan
dari rakyat jelata hingga penguasa
banyak yang edan
mengagungkan sesuatu dengan edan
mencintai sesuatu hingga edan

Gemericik air

gemericik air terdengar mengalun bagaikan senandung irama merdu
kebeningan yang mengalirkan kedamaian,luluhkan jiwa yang kaku
termangu ku memandang indahnya ciptaan Sang Penguasa alam
hawa sejuk seakan ku rasakan merasuk hingga seluruh raga

berhembus angin sepoi membelai ku yang terdiam
indahnya air yang mengalir dengan lembut
bagai melantunkan kidung nyanyian alam

Mimpi yang semu

waktu terus berlalu,detik pun terus berubah
perjalanan kisah terburai
sekian bintang  betebaran
pancarkan kerlip-kerlip indah
kadang ingin berpaling
hati tak kuasa tuk melepas
telah mematri janji pada hati

Luka diatas Cinta

Kasih,,,
andai kau tau aku terluka karna tingkah mu
andai kau tau sembilu yang merejam jiwa ku
dan andai kau tau sedalam apa rasa cinta ku
sedalam itu juga rasa benci ku,,,

kisah diantara kita takkan bisa ku lupa
kerinduan yang terhempas
kasih yang berbalut peluh
hingga air mata ku mengalir
bagaikan air mata darah
menyayat perih menusuk kalbu ku

Kehadiran mu

aku berdiri diantara malam dan pajar
diantara kaki langit dalam malam yang berbalut sepi
dalam lamunan tanpa arah
kau hadir tanpa ku sangka
menyapa tanpa ku duga
hadirkan getar yang beri sisa asa
alliran darah serasa meluah

Yakinkan aku

tiada kan pernah kau tau sedalam apa rasa yang ku miliki
rindu seperti apa yang kurasakan, kau takkan tau
sungguh perih rasa yang ada dalam diri,
bagai ingin meremukkan tulang-tulang nadi

bara kerinduan ingin ku bisa bersama mu
semangkin menjulang,
berkecamuk dalam dada, bagai tingginya gunung
siap muntahkan isi perut bumi
penuh kerinduan, gelora rasa yg berbaur
rindu temui mu, rindu belaian kasih mu

Sayap indah ku

kau yang memberi indah bagai pelangi
saat aku dalam kerapuhan, keterpurukan
saat sayap-sayap ku patah
saat hati ku terbelenggu rasa yang semu
 
kau hadir dengan belaian lembut mu
menumbuhkan kembali sayap-sayap baru ku
menumbuhkan kembali asa ku

Rintihan Hati

sepi, senyap, kaku, membisu
tanpa suara, tanpa kata,
risau hati, gundah gulana
kemana, dimana, lelah ku di ujung keresahan
kembali membeku bagai batu,,

lelah ku bertanya pada diri,
lelah ku menjawab sendiri,
tiada jawaban yang pasti,
ingin ku berlari, berhenti,
berdiam diri, menyepi,
tanpa desah, tanpa resah
lelah ku lelah,
seakan waktu mempermainkan ku

Love in immortality

kasih...
kau pergi ke negri yang ku tak tau begitu jauh dan jauh
hingga tangan kaku ku tak dapat menyentuh
hingga pandangan buram ku tak dapat melihat mu

wangi nafas mu masih tercium harum dalam jubah kelam ku
tawa canda mu masih terngiang di ujung telinga ku
senandung merdu kidung cinta masih bergema di dinding hati ku
semua masih bisa ku rasakan hingga dalam malam gelap ku

Mimpi yang terhempas

Berjalan diantara keasingan
menyusuri duli-duli kehidupan
melangkah tak tentu arah,cari arti diri
bagai pengembara cinta
berpetualang diantara ribuan jiwa

hadirkan lelah, hadirkan marah
terhantam terjangan ombak
terlolong jeritan jiwa
terdiam dalam resah
ragapun tertelap gelisah

~Tangisan Rindu~

Saat hati bicara suara bibir terasa bisu,
tajamnya mata hati membunuh semua kata terucap dari bibir
rasa bergemuruh, menikam hati, menahan rintih, perih
mencabik jiwa penuh bara kerinduan,

kasih,,
dengarlah tangisan rindu ku
datanglah pada ku
ku ingin kau saksikan tangisan ku dalam sedu
memendam rasa, menerjang jiwa
berjalan diatas sepinya hati

~ Riak Hati ~

Dalam kesedihan aku hadir
dalam kegundahan aku mencari
dalam kepiluan aku melangkah
dalam diam aku berkata
tanpa sengaja ku masuki alam maya
ntah apa yang ku cari
bawakan hati temukan damai

duri ku lalui
badai ku terjang
hujan ku nikmati
gemuruh ku dendangkan
teriakan tak ku hiraukan
walau perih tetap bertahan
melangkah tanpa pasti
mencari arti diri
temukan diantara bintang
hingga hadirkan terang

~ Pengembara Cinta ~

http://senandunglovetrail.blogspot.com
Berat kaki melangkah
pengembara cinta
berjalan diatas pasir padang tandus
terseok letih, terperangkap malam sunyi
haus akan kasih
terbius mimpi

~ Cinta yang rapuh ~

Mimpi indah yang tiada bertepi
lelahkan seluruh memori hati
bekukan rindu yang kelu

bagai lautan yang kesepian
bertemankan karang kerapuhan
hanya menanti datangnya ombak impian
ntah sampai kapan kan terhenti