Minggu, 09 Oktober 2011

~Hening~

waktu menghening
waktu membisu

desah-desah bayupun seakan melelah
bilur-bilur rasa jua seakan melebam

~Raungan pagi~

pagi-pagi
suara itu sudah meraung-raung
berputar-putar bergulung-gulung
aku mendengarkan seperti orang linglung

pun pagi ku juga masih dirundung mendung
tak terdengar burung-burung bersenandung
biasa bertengger pada ranting dan atap-atap gedung

~ceracau elang~

ceracau-ceracau elang pekakkan telinga
membahana bagai tarian petir
bergemuruh tak tentu arah

mangsa hanya merunduk
diam menatap semesta
dicadas dan bebatuan

~cumbui pagi~

rindang dedaunan hanya terpaku
cumbui pagi dalam pelukan rindu
terus mengeja waktu dijejak-jejak bisu

~nyanyian hati~

sayang
mendung ini slalu saja menguntiti
mengendap-endap,merambat
mengitari semesta

mengibas-ngibaskan jubah hitamnya
pada cerah mentari yang bersinar indah
kau tau,
mentari itu adalah kau

Rabu, 05 Oktober 2011

~Lihatlah melati itu~

lihatlah kelopak melati itu
ia kan tetap putih
walau tertutup debu
walau layu dan mati

~Mata itu~

mata itu
menyimpan riwayat
pada jejak-jejak kesedihan
tersemburat diufuk sunyi..

dikelam mata itu
masih ada senja temaram
menggiring mendung
berkerudung duka

~Sampah~

burung berceracau tak karuan
cecak-cecak berdecak..ckckck
pun tokek tak ketinggalan
entah apa yang mereka ributkan..
.

Selasa, 04 Oktober 2011

~Slalu merindumu~

pada hembusan angin
slalu ku titipkan kuntum rindu
pada keheningan
slalu ku dekap bayang mu

~Deti waktu~

detik waktu, terus merambat
jejak-jejak kian sunyi terjalani
senandung kidung rindu
hanya melantun lirih

~Selembar daun~

bagai selembar daun mengering
terkulai didahan layu
tak ada tetesan embun menyentuh
tak ada bias mentari belai hangat

lusuh
layu
lemah

~Hujan~

hujan menitik
tik..tik..tik
perlahan
deras dan semangkin deras

terdiam
membisu
mendengarkan
senandung sang hujan

~Biarkan~

biarkan jiwaku terbang bebas
menghirup kedamaian semesta

~Hai jiwa~

mengeleparlah hai jiwa...!
sampai pilu, membalut seluruh jiwa,raga
ego lebur bersama lara
merejanglah, hingga detak nadi

~Damai~

kisruh hati teredam,
bersama jiwa-jiwa yang tak terlihat wujudnya
lepaslah sepi walau sesaat menyingkir
sirnalah gundah walau jua sesat menepi..