segala kemarahan itu membatu
terpendam hingga palung jiwa terdalam
menyesakkan setiap nafas terhela
bahkan tangis ini tak lagi mampu mengurai
terkuras hingga nyerikan detak jantung
yang hanya bisa pasrah atas taqdir jiwa
segala sayap telah hancur
kaki pun melangkah patah
kini aku berpijak dihamparan gersang
menggenggam sisa harapan
menatap sayu sang semesta
untuk kembali bangkit dari segala kehancuran
dan aku tertuntun sayap-sayap cinta sang alam
duhai engkau sang pemberi embun
jangan berhenti teteskan embun kasihmu
hingga kakiku kan kembali kokoh berpijak.
11:30
12042012
(Peralanan waktu)
terpendam hingga palung jiwa terdalam
menyesakkan setiap nafas terhela
bahkan tangis ini tak lagi mampu mengurai
terkuras hingga nyerikan detak jantung
yang hanya bisa pasrah atas taqdir jiwa
segala sayap telah hancur
kaki pun melangkah patah
kini aku berpijak dihamparan gersang
menggenggam sisa harapan
menatap sayu sang semesta
untuk kembali bangkit dari segala kehancuran
dan aku tertuntun sayap-sayap cinta sang alam
duhai engkau sang pemberi embun
jangan berhenti teteskan embun kasihmu
hingga kakiku kan kembali kokoh berpijak.
11:30
12042012
(Peralanan waktu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar